Tekukur / Derkuku: Fakta, Suara Merdu, dan Makna Filosofis Burung Ikonik Nusantara


 

Tekukur atau Derkuku adalah burung dari keluarga Columbidae, dengan nama ilmiah Streptopelia chinensis. Burung ini juga dikenal sebagai Spotted Dove dalam bahasa Inggris.

Di Indonesia, Tekukur sering ditemukan di pekarangan rumah, persawahan, hutan sekunder, hingga taman kota. Burung ini terkenal dengan suaranya yang lembut, merdu, dan menenangkan, sehingga banyak dipelihara sebagai burung hobi maupun burung kontes.


Ciri Fisik Tekukur / Derkuku

  1. Ukuran tubuh: 30–32 cm.

  2. Warna bulu: Dominasi cokelat abu-abu dengan bintik putih di leher.

  3. Kepala: Abu-abu muda dengan mata bulat berwarna merah atau jingga.

  4. Paruh: Hitam, ramping, dan agak melengkung.

  5. Suara: Lembut dan berulang, sering disebut “ku-ku-ku” yang panjang.

Tekukur mudah dibedakan dari merpati liar karena ukurannya lebih ramping dan motif bulunya yang khas.


Habitat dan Persebaran

Tekukur / Derkuku tersebar luas di:

  • Asia Selatan & Tenggara: India, Myanmar, Thailand, Vietnam, Filipina.

  • Indonesia: Jawa, Sumatra, Bali, Kalimantan, Sulawesi, hingga Nusa Tenggara.

  • Habitat favorit: Persawahan, pekarangan, perkebunan, hingga daerah dekat pemukiman.

Burung ini mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan manusia, sehingga sering dijumpai di pedesaan.


Makanan Tekukur / Derkuku

Sebagai burung pemakan biji-bijian (granivora), makanan utamanya adalah:

  • Biji padi dan jagung

  • Rumput liar

  • Buah kecil dan biji pepohonan

  • Sesekali serangga kecil

Karena pola makan ini, Tekukur sering terlihat berkelompok mencari makan di sawah atau lahan pertanian.


Suara Merdu Tekukur

Salah satu daya tarik utama Tekukur adalah suaranya yang khas dan menenangkan. Irama "ku-ku-ku" yang berulang sering dianggap sebagai simbol kedamaian.

Di Indonesia, suara burung Tekukur bahkan dijadikan perlombaan dalam ajang kontes burung. Burung dengan suara panjang, stabil, dan merdu biasanya dihargai sangat tinggi oleh penghobi.


Reproduksi dan Siklus Hidup

  • Musim kawin: Sepanjang tahun, terutama di musim penghujan.

  • Sarang: Terbuat dari ranting tipis di pohon atau semak.

  • Telur: Biasanya 2 butir berwarna putih.

  • Inkubasi: 14–15 hari.

  • Masa hidup: Bisa mencapai 12–15 tahun di alam liar.

Anak burung diberi makan “susu merpati”, yaitu cairan nutrisi dari tembolok induknya.


Makna Filosofis dan Budaya

Tekukur / Derkuku bukan sekadar burung hobi, tapi juga memiliki makna mendalam dalam budaya Nusantara.

  • Simbol kedamaian: Suaranya yang lembut dianggap membawa ketenangan.

  • Filosofi kesabaran: Karena sifatnya yang tenang dan tidak agresif.

  • Burung hias dan lomba: Dipelihara untuk kontes suara di berbagai daerah.

  • Mitos Jawa: Tekukur diyakini membawa keberkahan jika dipelihara di rumah.


Ancaman dan Konservasi

Walaupun populasinya masih melimpah, Tekukur menghadapi beberapa ancaman:

  1. Perburuan berlebihan untuk dijual sebagai burung peliharaan.

  2. Hilangnya habitat alami akibat urbanisasi dan alih fungsi lahan.

  3. Pencemaran lingkungan yang mengurangi ketersediaan makanan alami.

Namun secara global, burung ini masih berstatus Least Concern (LC) menurut IUCN, artinya tidak terancam punah.


Fakta Menarik Tekukur / Derkuku

  • Bisa terbang hingga kecepatan 70 km/jam.

  • Sering dianggap pembawa keberuntungan dalam budaya Jawa.

  • Lebih suka hidup berpasangan dibandingkan berkelompok besar.

  • Anak Tekukur belajar terbang pada usia 3–4 minggu.

  • Burung ini pandai beradaptasi sehingga bisa hidup dekat manusia.


FAQ Tentang Tekukur / Derkuku

1. Apa nama ilmiah Tekukur?
Streptopelia chinensis.

2. Apa perbedaan Tekukur dengan Merpati?
Tekukur lebih kecil, ramping, dengan suara khas "ku-ku-ku".

3. Apa makanan utama Derkuku?
Biji-bijian, terutama padi, jagung, dan rumput liar.

4. Apakah Tekukur dilindungi?
Secara global tidak, tetapi di beberapa daerah ada aturan pembatasan perburuan.

5. Mengapa suaranya begitu populer?
Karena lembut, panjang, dan menenangkan sehingga sering dijadikan burung lomba.

6. Berapa lama Tekukur bisa hidup?
Rata-rata 12–15 tahun di alam liar, bisa lebih lama jika dipelihara.


Kesimpulan

Tekukur / Derkuku adalah burung yang bukan hanya indah dipandang, tetapi juga memiliki suara merdu yang menenangkan. Kehadirannya di sawah, pekarangan, dan hutan sekunder menjadikannya bagian penting dari ekosistem sekaligus warisan budaya Nusantara.

🌿 Dengan melestarikan Tekukur, kita tidak hanya menjaga populasi burung, tetapi juga melestarikan nilai budaya dan filosofi yang melekat padanya.

Posting Komentar untuk "Tekukur / Derkuku: Fakta, Suara Merdu, dan Makna Filosofis Burung Ikonik Nusantara"