Elang Brontok: Sang Raja Langit dengan Variasi Warna Unik

 

Burung elang brontok adalah salah satu jenis burung pemangsa (raptor) yang populer di Indonesia. Nama ilmiahnya adalah Nisaetus cirrhatus, termasuk dalam keluarga Accipitridae.

Burung ini dikenal dengan sebutan “brontok” karena memiliki variasi warna bulu yang sangat beragam, mulai dari putih bersih, cokelat, hingga kehitaman. Elang brontok adalah burung besar yang berperan penting sebagai predator puncak dalam menjaga keseimbangan ekosistem.

Ciri Fisik Burung Elang Brontok

Elang brontok memiliki ukuran tubuh besar dengan panjang sekitar 60–75 cm, bentangan sayap bisa mencapai 140–160 cm, dan berat 1,2–1,8 kg.

Ciri khasnya:

  • Kepala berjambul yang bisa ditegakkan.

  • Mata tajam berwarna kuning atau cokelat.

  • Paruh bengkok kuat berwarna abu-abu gelap.

  • Cakar besar melengkung untuk mencengkeram mangsa.

  • Variasi warna bulu:

    • Fase terang (light morph) → tubuh dominan putih.

    • Fase gelap (dark morph) → tubuh cokelat tua hingga kehitaman.

    • Fase intermediate → kombinasi putih dan cokelat bercoret.

Karena variasi warnanya, elang brontok kadang disangka jenis elang berbeda.


Habitat dan Persebaran

Elang brontok tersebar luas di Asia Selatan dan Asia Tenggara, termasuk India, Nepal, Myanmar, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Di Indonesia, burung ini bisa ditemukan di:

  • Pulau Jawa

  • Sumatra

  • Kalimantan

  • Sulawesi

Habitat favoritnya adalah hutan hujan tropis, hutan sekunder, dan daerah perbukitan dengan ketinggian 300–1.500 meter di atas permukaan laut.


Perilaku dan Kebiasaan

Elang brontok memiliki sifat khas:

  • Soliter – lebih sering hidup sendiri atau berpasangan.

  • Teritorial – menjaga wilayah kekuasaannya dengan agresif.

  • Pemburu ulung – berburu dengan cara soaring (terbang melayang) di langit sebelum menyambar mangsa.

  • Setia pada pasangan – monogami dan membangun sarang besar di pohon tinggi.


Makanan Burung Elang Brontok

Sebagai predator, elang brontok adalah burung karnivora sejati.

Makanan alaminya:

  • Burung berukuran kecil hingga sedang (merpati, ayam hutan).

  • Mamalia kecil (tupai, kelelawar, tikus, kelinci).

  • Reptil (ular, kadal).

Dengan paruh dan cakar kuat, elang brontok mampu mengalahkan mangsa yang cukup besar dibanding ukuran tubuhnya.


Perkembangbiakan

Musim kawin elang brontok biasanya berlangsung antara Desember – Juni.

Ciri perkembangbiakan:

  • Membuat sarang besar di pohon tinggi menggunakan ranting.

  • Betina bertelur 1 butir, jarang sekali 2.

  • Masa inkubasi sekitar 45–50 hari.

  • Anak elang diasuh hingga mampu terbang sendiri pada usia 3–4 bulan.

Produktivitas yang rendah membuat populasinya rawan berkurang jika habitat terganggu.


Suara dan Kicauan

Meskipun bukan burung kicau, elang brontok memiliki suara khas:

  • Nada tinggi melengking.

  • Digunakan sebagai panggilan wilayah atau saat kawin.

  • Suaranya bisa terdengar dari kejauhan, mirip siulan panjang.


Harga Burung Elang Brontok

Perlu diketahui, elang brontok termasuk satwa dilindungi sehingga tidak boleh diperdagangkan secara bebas.

Namun, di pasar gelap harga elang brontok bisa mencapai:

  • Anakan: Rp5 juta – Rp10 juta.

  • Dewasa: Rp15 juta – Rp25 juta.

Harga ini ilegal, dan memperjualbelikan elang brontok dapat dikenai sanksi hukum.


Status Konservasi

Elang brontok termasuk satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

  • Status IUCN: Least Concern (Risiko Rendah).

  • Status CITES: Appendix II (perdagangan diawasi).

Meskipun status globalnya relatif aman, di Indonesia ancamannya tetap serius:

  1. Perburuan liar untuk dipelihara.

  2. Kerusakan hutan akibat deforestasi.

  3. Reproduksi lambat membuat populasinya sulit pulih.


Fakta Unik Elang Brontok

  1. Dijuluki “brontok” karena bulu bercoret khas yang bervariasi.

  2. Termasuk salah satu elang dengan fase warna terbanyak.

  3. Mampu terbang tinggi berjam-jam tanpa mengepakkan sayap.

  4. Hidup monogami dan setia pada pasangan.

  5. Bisa hidup hingga 30 tahun lebih di alam liar.


FAQ tentang Elang Brontok

1. Mengapa disebut elang brontok?
Karena memiliki variasi bulu bercoret-coret (brontok).

2. Apa makanan utama elang brontok?
Burung kecil, mamalia kecil, dan reptil.

3. Apakah elang brontok dilindungi?
Ya, termasuk satwa dilindungi di Indonesia.

4. Berapa jumlah elang brontok di Indonesia?
Belum ada data pasti, tetapi populasinya menurun akibat perburuan dan deforestasi.

5. Apakah elang brontok bisa dipelihara?
Tidak boleh, kecuali untuk program konservasi resmi.

6. Berapa lama umur elang brontok?
Bisa mencapai 25–30 tahun lebih.


Kesimpulan

Burung elang brontok adalah predator gagah dengan variasi warna bulu yang menawan. Sebagai burung pemangsa puncak, elang ini berperan penting menjaga keseimbangan ekosistem hutan.

Sayangnya, ancaman berupa perburuan liar dan hilangnya habitat membuat keberadaannya semakin berkurang. Karena itu, kita wajib mendukung upaya konservasi agar elang brontok tetap bisa terbang bebas di langit Indonesia sebagai raja langit sejati.


Posting Komentar untuk "Elang Brontok: Sang Raja Langit dengan Variasi Warna Unik"