Elang Jawa: Sang Garuda dari Pulau Jawa yang Menjadi Simbol Negara
Burung elang jawa adalah salah satu burung pemangsa endemik Indonesia yang hanya ditemukan di Pulau Jawa. Nama ilmiahnya adalah Nisaetus bartelsi, termasuk dalam keluarga Accipitridae (elang dan rajawali).
Elang jawa sering dijuluki sebagai “Garuda hidup” karena penampilannya yang gagah, jambul tegak di kepala, serta perannya sebagai inspirasi lambang negara Indonesia. Burung ini adalah simbol kebanggaan nasional sekaligus satwa yang sangat penting dalam ekosistem hutan Jawa.
Ciri Fisik Burung Elang Jawa
Elang jawa berukuran sedang hingga besar, panjang tubuh sekitar 60–70 cm dengan bentangan sayap mencapai 110–130 cm.
Ciri khas elang jawa:
-
Jambul panjang menjulang di atas kepala (mirip lambang Garuda).
-
Bulu cokelat tua di bagian punggung.
-
Dada putih bercoret cokelat.
-
Sayap lebar dengan bulu tebal.
-
Paruh bengkok kuat berwarna abu-abu gelap.
-
Mata kuning tajam yang memberi kesan garang.
Burung jantan dan betina terlihat mirip, tetapi betina biasanya lebih besar.
Habitat dan Persebaran
Elang jawa adalah burung endemik Pulau Jawa, sehingga tidak ditemukan di tempat lain.
Habitat alaminya:
-
Hutan hujan tropis dataran rendah.
-
Hutan pegunungan dengan ketinggian 300–2.500 meter.
-
Kawasan hutan konservasi dan taman nasional.
Beberapa taman nasional yang menjadi habitat elang jawa:
-
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
-
Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
-
Taman Nasional Meru Betiri.
-
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Perilaku dan Kebiasaan
Elang jawa adalah burung pemangsa dengan sifat khas:
-
Soliter, lebih suka hidup menyendiri atau berpasangan.
-
Teritorial, mempertahankan wilayahnya dari elang lain.
-
Setia, hidup berpasangan seumur hidup (monogami).
-
Pemburu ulung, berburu mangsa dengan terbang tinggi lalu menyambar cepat.
Makanan Elang Jawa
Sebagai predator, elang jawa adalah burung karnivora.
Makanan alaminya:
-
Burung kecil (merpati, ayam hutan, kutilang).
-
Mamalia kecil (tupai, kelelawar, tikus).
-
Reptil (ular kecil, kadal).
Di alam, elang jawa berburu dengan teknik soaring (terbang melayang) lalu menyambar mangsanya dengan cepat menggunakan cakar tajam.
Perkembangbiakan
Elang jawa memiliki siklus reproduksi yang lambat:
-
Musim kawin terjadi antara Juli – September.
-
Betina hanya bertelur 1 butir per musim.
-
Inkubasi berlangsung sekitar 47–50 hari.
-
Anak elang diasuh oleh kedua induk hingga bisa terbang, sekitar usia 5–6 bulan.
Karena produktivitasnya rendah, populasi elang jawa sangat rentan terhadap ancaman.
Status Konservasi
Elang jawa termasuk burung yang dilindungi oleh hukum Indonesia.
-
Status IUCN: Endangered (Terancam Punah).
-
Status CITES: Appendix II (perdagangan internasional diawasi ketat).
Ancaman utama terhadap elang jawa:
-
Hilangnya habitat akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.
-
Perburuan liar untuk dipelihara secara ilegal.
-
Reproduksi lambat yang membuat populasinya sulit pulih.
Diperkirakan, jumlah elang jawa di alam liar hanya tersisa kurang dari 600 ekor.
Upaya Konservasi
Berbagai langkah dilakukan untuk melindungi elang jawa:
-
Penetapan sebagai satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK.
-
Program penangkaran dan rehabilitasi di beberapa pusat konservasi.
-
Edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga elang jawa.
-
Penetapan kawasan konservasi hutan di Jawa.
Elang jawa juga ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia pada tahun 1993.
Fakta Unik Elang Jawa
-
Dijuluki Garuda hidup karena menjadi inspirasi lambang negara.
-
Termasuk monogami sejati, hanya memiliki satu pasangan seumur hidup.
-
Hanya bertelur satu butir per musim, membuat populasinya sangat rentan.
-
Mampu terbang hingga ketinggian lebih dari 1.500 meter.
-
Salah satu burung endemik paling prestisius di Indonesia.
Harga Elang Jawa
Secara hukum, elang jawa tidak boleh diperjualbelikan karena statusnya dilindungi.
Namun di pasar gelap, harga elang jawa bisa mencapai puluhan juta rupiah per ekor, tergantung usia dan kondisi. Perdagangan ini ilegal dan dapat dikenakan sanksi berat.
FAQ tentang Elang Jawa
1. Mengapa elang jawa disebut Garuda hidup?
Karena bentuk jambul dan penampilannya mirip lambang Garuda Pancasila.
2. Apakah elang jawa dilindungi?
Ya, termasuk satwa dilindungi dengan status terancam punah.
3. Apa makanan utama elang jawa?
Burung kecil, mamalia kecil, dan reptil.
4. Berapa jumlah elang jawa di alam liar?
Diperkirakan kurang dari 600 ekor.
5. Apakah elang jawa bisa dipelihara?
Tidak boleh, hanya boleh dalam program konservasi resmi.
6. Berapa lama umur elang jawa?
Bisa mencapai 30 tahun di alam liar.
Kesimpulan
Burung elang jawa adalah satwa endemik Pulau Jawa yang gagah, berperan penting dalam ekosistem, sekaligus menjadi simbol kebanggaan bangsa Indonesia. Dengan jambul khas dan sifatnya yang setia, elang jawa benar-benar pantas disebut Garuda hidup Nusantara.
Namun, populasinya yang semakin sedikit membuat upaya konservasi menjadi sangat penting. Sebagai masyarakat, kita perlu mendukung pelestarian elang jawa agar generasi mendatang tetap bisa menyaksikan keindahan dan kebesaran burung ini di alam bebas.
Posting Komentar untuk "Elang Jawa: Sang Garuda dari Pulau Jawa yang Menjadi Simbol Negara"
Posting Komentar