Trucukan: Burung Kicau Gacor dengan Suara Merdu dan Mental Fighter


 

Burung trucukan adalah salah satu burung kicau populer di Indonesia, terutama bagi pecinta kicau mania pemula. Nama ilmiahnya adalah Pycnonotus goiavier, termasuk dalam keluarga Pycnonotidae (cucak-cucakan).

Trucukan sering disebut juga sebagai cucak trucuk atau merbah cerukcuk. Burung ini terkenal dengan suara gacornya yang merdu, mudah dirawat, dan memiliki harga yang relatif terjangkau. Tak heran jika trucukan menjadi pilihan banyak penghobi burung untuk dipelihara di rumah maupun dilatih sebagai burung masteran.

Ciri Fisik Burung Trucukan

Trucukan memiliki ukuran tubuh sedang, sekitar 20–25 cm dengan berat 40–60 gram.

Ciri khas trucukan:

  • Bulu cokelat keabu-abuan dengan dada putih kekuningan.

  • Mahkota kepala abu-abu.

  • Paruh hitam runcing khas burung pemakan buah dan serangga.

  • Mata bulat cokelat gelap.

  • Ekor panjang dengan ujung putih mencolok.

Secara umum, jantan dan betina mirip, tetapi jantan biasanya memiliki suara lebih lantang dan bervariasi.

Habitat dan Persebaran

Trucukan tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand.

Habitat favoritnya adalah:

  • Hutan sekunder dan tepi hutan.

  • Kebun buah, sawah, dan pekarangan rumah.

  • Daerah dengan pohon rimbun yang menyediakan makanan alami.

Trucukan sering hidup berkelompok kecil, mudah beradaptasi, dan sering terlihat beterbangan di sekitar permukiman manusia.

Suara dan Karakter Kicauan

Suara trucukan dikenal dengan sebutan ropel atau gretek, yaitu suara khas yang panjang, berirama, dan bervariasi.

Keunggulan kicau trucukan:

  • Suara lantang dan tajam.

  • Bisa menirukan suara burung lain.

  • Sering dijadikan burung masteran untuk murai batu, kacer, atau cucak ijo.

  • Saat sedang emosi atau bertarung, trucukan akan mengeluarkan suara ropel panjang yang keras.

Karakter ini membuat trucukan disukai meski bukan burung lomba utama.

Makanan Burung Trucukan

Trucukan adalah burung omnivora, pemakan buah dan serangga.

Makanan alami:

  • Buah segar: pepaya, pisang kepok, mangga.

  • Serangga kecil: jangkrik, belalang, ulat hongkong.

  • Kroto (telur semut rangrang).

Dalam pemeliharaan, trucukan bisa diberi:

  • Voer lembut khusus burung cucak.

  • Tambahan buah segar setiap hari.

  • Extra fooding (EF) berupa serangga untuk menjaga stamina dan suara.

Perilaku dan Karakter Trucukan

Trucukan dikenal sebagai burung dengan sifat:

  • Aktif dan lincah, sering meloncat-loncat di dalam sangkar.

  • Galak dan fighter, terutama jantan saat melihat burung sejenis.

  • Mudah jinak jika dipelihara sejak anakan.

  • Suka mandi, sering terlihat berendam di wadah air.

Karakter fighter membuat trucukan sering dijadikan burung tandingan untuk melatih mental burung lomba lain.

Perawatan Harian Burung Trucukan

Agar trucukan tetap sehat dan gacor, perawatan harian harus konsisten:

  1. Pakan dan Minuman
    – Sediakan voer dan buah segar setiap hari.
    – Tambahkan kroto atau jangkrik sebagai EF.

  2. Kandang
    – Gunakan sangkar sedang berukuran 40–50 cm.
    – Bersihkan sangkar setiap hari.

  3. Mandi dan Penjemuran
    – Mandikan dengan semprotan atau wadah air.
    – Jemur setiap pagi selama 1–2 jam.

  4. Mastering Suara
    – Perdengarkan suara burung master atau ropelan trucukan lain.
    – Lakukan rutin agar variasi suara makin kaya.

Harga Burung Trucukan

Harga trucukan relatif murah dibandingkan burung lomba lainnya:

  • Anakan: Rp20 ribu – Rp50 ribu.

  • Dewasa biasa: Rp75 ribu – Rp150 ribu.

  • Trucukan gacor: Rp200 ribu – Rp500 ribu.

  • Trucukan ropel istimewa: bisa mencapai Rp1 juta lebih.

Harganya yang terjangkau membuat trucukan menjadi burung favorit bagi pemula.

Status Konservasi

Trucukan masih berstatus Least Concern (Risiko Rendah) menurut IUCN. Populasinya cukup stabil karena mudah beradaptasi dengan lingkungan. Namun, perburuan liar untuk perdagangan burung hias tetap menjadi ancaman jika tidak dikendalikan.

Fakta Unik Burung Trucukan

  1. Suara ropel trucukan sering digunakan untuk melatih mental burung lomba.

  2. Trucukan jantan lebih rajin berkicau dan agresif dibanding betina.

  3. Meski murah, beberapa trucukan dengan ropel istimewa bisa dihargai jutaan.

  4. Termasuk burung yang suka hidup berkelompok, sehingga sering terlihat ramai.

  5. Usia trucukan bisa mencapai 8–10 tahun jika dirawat dengan baik.

FAQ tentang Burung Trucukan

1. Mengapa trucukan disebut burung ropel?
Karena memiliki suara khas berupa ropel atau gretek panjang.

2. Apa makanan terbaik untuk trucukan?
Buah segar (pepaya, pisang) ditambah voer dan serangga kecil.

3. Apakah trucukan bisa dimaster?
Ya, trucukan bisa menirukan suara burung lain jika dilatih.

4. Berapa harga trucukan gacor?
Sekitar Rp200 ribu – Rp500 ribu, tergantung kualitas suara.

5. Apakah trucukan cocok untuk pemula?
Ya, karena mudah dirawat, murah, dan cepat gacor.

6. Apakah trucukan termasuk satwa dilindungi?
Tidak, tetapi sebaiknya tetap dibeli dari penangkaran untuk menjaga populasinya.

Kesimpulan

Burung trucukan adalah burung kicau sederhana tetapi memiliki suara merdu yang khas dan mental fighter yang kuat. Harganya yang terjangkau membuatnya populer di kalangan pemula, sementara kualitas ropelannya menjadikannya berharga di mata penghobi senior.

Selain sebagai hiburan, trucukan juga berperan penting sebagai burung masteran untuk melatih burung lomba lain. Dengan perawatan rutin, trucukan bisa menjadi sahabat setia yang selalu menghibur dengan kicauan merdunya.

Posting Komentar untuk "Trucukan: Burung Kicau Gacor dengan Suara Merdu dan Mental Fighter"